Rabu, 20 Juni 2012

SEMARAK HARI PUISI SEDUNIA



Pendeklarasian Hari Puisi Sedunia yang jatuh setiap tanggal 21 Maret merupakan hasil dari penggalian ide dari salah satu badan dunia di bawah naungan PBB, yakni  UNESCO  sebuah lembaga  yang mengurusi  masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Hari Puisi Sedunia di canangkan pada tahun 1999, maksud dan tujuan pendeklarasian tersebut bertujuan  untuk mendukung gerakan membaca, menulis, dan menerbitkan puisi di seluruh dunia.
Sebenarnya, perjalanan panjang  peringatan Hari Puisi Sedunia , jika kita tengok sejarah
sebelumnya dapat kita runutkan. Dimulai pada tahun 1936, ketika itu untuk menghargai berbagai karya  puisi dari Tessa Sweezy Webb, negara bagian Ohio, Amerika Serikat memperingati Hari Puisi setiap minggu ketiga bulan oktober. Kemudian,  berdasarkan kesepakatan dari 45 negara, Hari Puisi Sedunia lantas di peringati setiap tanggal 15 oktober sejak tahun 1951. Tanggal itu dipilih berdasarkan hari kelahiran Virgil, penyair yang hidup di zaman kekuasaan Kaisar Augustus di masa Romawi.
Namun kini kita mengenal hari puisi sedunia sesuai deklarasi dari UNESCO, setiap tanggal 21 Maret. Indonesia juga terkenal dengan beberapa penyair hebatnya seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, WS Rendra dan masih banyak lagi.
Di bulan April ini, kota Pekalongan dalam rangka menyemarakan Hari Puisi Sedunia akan kedatangan tamu para penyair nasional maupun internasional. Berawal dari forum pertemuan para penyair dari berbagai negara yang tergabung dalam Forum Penyair Internasional Indonesia (FPII)
yang diselenggarakan  di Indonesia , mulai 1 s/d 16 April 2012.
Para penyair dari Jerman, Belanda, Swedia, Islandia, Zimbabwe, Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru dan penyair-penyair Indonesia akan melakukan serangkaian kegiatan baca puisi, performance, diskusi dan workshop di  empat kota di Indonesia. Yakni di kota Magelang, Pekalongan, Malang dan Surabaya. Dengan tema What is poetry?.
Forum penyair ini cukup punya nilai manfaat yang dapat diserap para penyair lokal, khususnya di kota Pekalongan dan sekitarnya. Kegiatan ini bisa menampung gagasan-gagasan serta  menggali apa saja yang dapat menggerakkan manusia. Apa yang dapat diharapkan dari sastra dan menjadikan puisi sebagai jembatan pemahaman interkultural  serta sejauh mana masyarakat bisa menyebrangi batasan-batasannya.
Dan, gelaran Puisi Internasional lebih dari 50 penyair, 18 penyair luar negeri dari 4 benua , 40-an penyair dari Indonesia ini di kota Pekalongan akan diselenggarakan pada tanggal 4-6 april 2012. Dengan rangkaian berupa dialog sastra dan budaya di Unikal, poetry goes to school, visit museum Batik Pekalongan,wapress, IBC, talkshow radio serta puncaknya festival Baca Puisi What’s Poetry.
Gelar festival baca puisi “ What’s Poetry”  yang rencananya akan mengambil setting panggung di depan Klenteng Pho An Thien jalan Blimbing kota Pekalongan pada tanggal 4 april 2012 ini, sungguh sangat menarik. Karena disini panitia berupaya menunjukkan semangat multikultur sebagai bahasa pemersatu. Lewat puisi spirit kebersamaan menjadi modal membangun dan mengkampanyekan budaya sastra di masyarakat.
Sederet penyair Internasional  akan tampil di Pekalongan pada tanggal 4 dan 5 april 2012 diantaranya adalah; Vonani Bila dari Afrika Selatan, Hagars Peeters dari Belanda, Sarah Holland Bhatt dari Australia, Ratry Ninditya, Rustum Kosain, Aslan Abidin ketiganya dari Indonesia, Ulrike Draesner dan Samar Gantang dari Jerman, Hans Van de Wasenberg dari Belanda, Michael Agustin Jerman, Nicola Madzirov Macedonia, Chirikure dari Zimbabwe dan Courney Sina Meredith dari New Zealand.
Kegiatan ini akan menjadi jembatan bagi penulis Indonesia untuk membuka jaringan sastra Internasional dan membuka wacana tentang karya-karya penulis Internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar