Pendeklarasian Hari Puisi Sedunia
yang jatuh setiap tanggal 21 Maret merupakan hasil dari penggalian ide dari
salah satu badan dunia di bawah naungan PBB, yakni UNESCO
sebuah lembaga yang
mengurusi masalah pendidikan, ilmu pengetahuan,
dan kebudayaan. Hari Puisi Sedunia di canangkan pada tahun 1999, maksud dan
tujuan pendeklarasian tersebut bertujuan
untuk mendukung gerakan membaca, menulis, dan menerbitkan puisi di
seluruh dunia.
Sebenarnya, perjalanan panjang peringatan Hari Puisi Sedunia , jika kita
tengok sejarah
sebelumnya dapat kita runutkan.
Dimulai pada tahun 1936, ketika itu untuk menghargai berbagai karya puisi dari Tessa Sweezy Webb, negara bagian
Ohio, Amerika Serikat memperingati Hari Puisi setiap minggu ketiga bulan
oktober. Kemudian, berdasarkan
kesepakatan dari 45 negara, Hari Puisi Sedunia lantas di peringati setiap
tanggal 15 oktober sejak tahun 1951. Tanggal itu dipilih berdasarkan hari
kelahiran Virgil, penyair yang hidup di zaman kekuasaan Kaisar Augustus di masa
Romawi.
Namun kini kita mengenal hari
puisi sedunia sesuai deklarasi dari UNESCO, setiap tanggal 21 Maret. Indonesia
juga terkenal dengan beberapa penyair hebatnya seperti Chairil Anwar, Sapardi
Djoko Damono, WS Rendra dan masih banyak lagi.
Di bulan April ini, kota
Pekalongan dalam rangka menyemarakan Hari Puisi Sedunia akan kedatangan tamu
para penyair nasional maupun internasional. Berawal dari forum pertemuan para
penyair dari berbagai negara yang tergabung dalam Forum Penyair Internasional Indonesia
(FPII)
yang diselenggarakan di Indonesia , mulai 1 s/d 16 April 2012.
Para penyair dari Jerman, Belanda,
Swedia, Islandia, Zimbabwe, Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru dan
penyair-penyair Indonesia akan melakukan serangkaian kegiatan baca puisi,
performance, diskusi dan workshop di
empat kota di Indonesia. Yakni di kota Magelang, Pekalongan, Malang dan
Surabaya. Dengan tema What is poetry?.
Forum penyair ini cukup punya
nilai manfaat yang dapat diserap para penyair lokal, khususnya di kota
Pekalongan dan sekitarnya. Kegiatan ini bisa menampung gagasan-gagasan
serta menggali apa saja yang dapat
menggerakkan manusia. Apa yang dapat diharapkan dari sastra dan menjadikan
puisi sebagai jembatan pemahaman interkultural serta sejauh mana masyarakat bisa menyebrangi
batasan-batasannya.
Dan, gelaran Puisi Internasional
lebih dari 50 penyair, 18 penyair luar negeri dari 4 benua , 40-an penyair dari
Indonesia ini di kota Pekalongan akan diselenggarakan pada tanggal 4-6 april
2012. Dengan rangkaian berupa dialog sastra dan budaya di Unikal, poetry goes
to school, visit museum Batik Pekalongan,wapress, IBC, talkshow radio serta
puncaknya festival Baca Puisi What’s Poetry.
Gelar festival baca puisi “ What’s
Poetry” yang rencananya akan mengambil
setting panggung di depan Klenteng Pho An Thien jalan Blimbing kota Pekalongan
pada tanggal 4 april 2012 ini, sungguh sangat menarik. Karena disini panitia
berupaya menunjukkan semangat multikultur sebagai bahasa pemersatu. Lewat puisi
spirit kebersamaan menjadi modal membangun dan mengkampanyekan budaya sastra di
masyarakat.
Sederet penyair Internasional akan tampil di Pekalongan pada tanggal 4 dan 5
april 2012 diantaranya adalah; Vonani Bila dari Afrika Selatan, Hagars Peeters
dari Belanda, Sarah Holland Bhatt dari Australia, Ratry Ninditya, Rustum Kosain,
Aslan Abidin ketiganya dari Indonesia, Ulrike Draesner dan Samar Gantang dari
Jerman, Hans Van de Wasenberg dari Belanda, Michael Agustin Jerman, Nicola
Madzirov Macedonia, Chirikure dari Zimbabwe dan Courney Sina Meredith dari New
Zealand.
Kegiatan ini akan menjadi jembatan
bagi penulis Indonesia untuk membuka jaringan sastra Internasional dan membuka
wacana tentang karya-karya penulis Internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar