Wajah baru pemancing
tawa
Setahun belakangan ini , stand up comedy mulai dikenal banyak
orang di Indonesia. Banyak media massa mengulas kebangkitan stand up comedy yang formatnya relatif
belum dikenal sebagian besar masyarakat. Dua stasiun TV swasta menayangkan
program stand up comedy ; Kompas TV dengan Stand Up Comedy Indonesia
yang bentuknya kompetisi. Dan Metro TV
dengan program Stand Up Comedy Shows , berbentuk showchase dimana para stand up comedian atau comic dipilih oleh
tim kreatif.
21 September 2011, di Gedung
Pusat Perfilman haji Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan Jakarta bisa dikatakan
event stand up comedy pertama yang menampilkan gaya lawakan baru ini. Tiga
belas comic finalis Stand Up Comedy Indonesia dengan pembawa acara Raditya Dika
dan Panji Pragiwaksono, dengan juri Butet Kertaradjasa, Indro Warkop, dan
Astrid Tiar. Para konstentan yang lolos
ini berlatar belakang beragam, belum ada yang profesinya comic.
Panji Pragiwaksono dalam materi
stand up-nya maupun dalam twitter-nya, menekankan bahwa stand up comedy harusnya membuat orang Indonesia menjadi tidak
sensitif. Jangan mudah terpancing emosi akan pertanyaan dari orang lain.
Seperti yang dilakukan Ernest Prakasa dengan beberapa materi stand up-nya.
“Banyak yang menyuruh kalau sakit pergi ke sinshe
(ahli pengobatan Cina). Tapi itu Bruce Lee bertahun-tahun sakit pilek nggak
sembuh-sembuh {menirukan gerakan Bruce Lee yang setiap berkelahi selalu menyeka
hidungnya }. Maka nya, mending juga pergi ke dokter,” kata Ernest.
Ernest ini adalah salah satu
dari tiga belas finalis Stand Up Comedy
Indonesia yang beretnis Cina. Dan seperti finalis lainnya adalah bukan
siapa-siapa, dan tak pernah bermimpi
suatu saat fotonya akan
terpampang di halaman depan kompas.
Ernest tidak sendirian di halaman
depan kompas hari itu, 9 oktobwer 2011.
Foto bertiga bersama Sakdiyah Ma’ruf dan seorang marinir sersan Daslan. Mereka
adalah tiga diantara tigabelas finalis Stand
Up comedy Indonesia.
Sementara itu di media lain,
Metro TV lewat Stand Up Comedy Show
berformat open mic bagi mereka yang ingin menunjukkan bakat dan
ingin tampil di program itu. Genre komedi ini
memang bisa mengajak kita untuk tertawa dan belajar untuk dewasa.
Belajar untuk tidak sensitif. Materi yang dihadirkan merupakan media belajar bercanda sama diri
sendiri, belajar tertawa bersama-sama. Dengan bebas namun tetap self
scensorship. Tampa ada unsur SARA, kata jorok, hal yang berkaitan fisik.
Istilah Stand Up Comedy sudah ada di kamus The Oxford English Dictionary
dam Webster’s Collegiate Dictionary pada tahun 1966. Jadi secara istilah, stand
up comedy baru berumur 46 tahun. Menurut Raditya Dika, stand up comedy muncul dari Inggris pada abad ke 18-19, namun
mendapat popularitas yang cepat dari perkembangannya di Inggris dan Amerika
Serikat.
Menurut Jim Mendrinos di www.twodrinkmin.com, sebelum muncul
istilah stand up comic dikamus itu, siapapun yang bisa membuat orang tertawa disebut comic. Maka pada tahun
1966, istilah stand up comedy muncul. Masih menurut Mendrinos, hingga abad
ke-18, komedi masih eksklusif milik gedung pertunjukan. Kakek yang di anggap
dari stand up comedy adalah Thomas Dartmouth “dady” Rice, yang dianggap sebagai
penemu minstrel shows (pertunjukan di
panggung yang populer dan menampilkan comic,
lagu dan tarian yang di tampilkan banyak aktor yang memakai riasan berwarna
hitam.
Minstrel shows di bangun atas dasar stereotipe negatif yang rasial,
dan sering mengolok-olok ras yang sudah tertindas. Ini di mulai sebelum sebelum
Perang Sipil dan berlanjut hingga abad ke-20. Meskipun menjadi bagian dari
sejarah panggung pertunjukan di Amerika, minstrel
shows tak sama dengan produksi pertunjukan umumnya pada saat itu.
Pertunjukannya tak terikat pada
plot, melainkan pada tema, dan karakter yang bebas. Di antara karakter itu, ada
the Endmen yang memang tampil hanya untuk membuat tertawa. Di antara kedua
segmen mistrel shows yang pertunjukannya seputar komedi musikal. The Endmen
tampil membawakan ‘stump speech’ atau
‘pidato politik’. Maksudnya, monolog satir yang mengolok-olok kondisi terkini
dan figur politik. Ini juga kali pertamanya, sesuatu yang mirip ‘stand up comedy’ ditampilkan di depan
penonton. Sejak itu, mistrel shows
membuktikan bahwa pertunjukan dengan biaya rendah bisa di terima sebagai
hiburan yang populer.
Di awal abad ke-20, akhirnya vaudeville (pertunjukan yang menampilkan
tarian, nyanyian, komedi, akrobat hingga sulap) dan komedi musikal digilai
masyarakat di Amerika. Vaudeville membuktikan
bahwa komedi bisa di tampilkan di panggung besar, tapi burlesque (pertunjukan humor yang provokatif menampilkan humor
slapstick, lelucon verbal, aksi penari telanjang, dan para penyanyi
perempuan) membuktikan bahwa stand up
comedy bisa di tampilkan dalam tempat yang lebih intim. Para comic yang tampil
di burlesque menampilkan sketsa dan
monolog di gedung pertunjukan yang lebih kecil, intim, dan penuh interaksi
hingga menghasilkan gaya stand-up.
Di tengah mewabahnya stand up
comedy di Indonesia dalam satu tahun terakhir ini, banyak pula yang mulai
merasakan peluang mencari nafkah dari
bidang komedi tunggal ini. Bagi para comic, stand up comedy bukan sekedar tren,
tapi semacam industri yang profit. Dan kini nampaknya gerakan stand up comedy
ini mulai bergerak diluar layar TV, kini banyak cafe yang menggelar stand up comedy dan bahkan
komunitas-komunitas stand up comedy
sekarang banyak terbentuk.
Dengan komunitas yang bermunculan menjadikan tempat belajar
tentang seluk beluk stand up comedy itu sendiri. Kompetisi yang ketat dalam
komunitas membentuk keberanian para comic. Terhitung hingga bulan maret sudah
tercatat 46 komunitas stand up comedy di
seluruh Indonesia. Chris Rock pernah bilang keberadaan stand up comedy tergantung
talentanya. Waktu akan menjawab apakah
stand up comedy akan abadi atau euphoria sesaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar